Kamis, 28 September 2017

Setelah Resepsi Pernikahan Ku Ambil Keperawanannya

Pecah Perawan – Sebelum membaca cerita silahkan siapkan tisu terlebih dahulu,selamat menikmati…

Setelah lulus dari universitas aku bekerja di salah satu perusahaan swasta di jakarta, meniti karir sebagai eksekutif muda yang merupakan impian banyak orang. Semuanya berjalan normal. Sampai suatu hari kedua orang tuaku yang udah berusia senja menyuruhku menikah dengan salah seorang anak dari kerbat mereka.
Pernah terlintas di kepalaku untuk ngak menuruti kemauan kedua orang tuaku, tetapi apa lagi yang bisa kuperbuat untuk mereka selain menjalani pernikahan tanpa adanya hubungan rasa cinta sebelumnya.
Namaku Adi, merupakan anak satu-satunya, Apalagi kedua orang tuaku sangat ingin cepat-cepat memiliki cucu dariku
Wanita itu namanya Siti, dia seumuran denganku dia juga bekerja di salah satu perusahaan swasta sebagai general manager. Hari pernikahan kami berjalan lancar, yang kami berdua lakukan hanya tersenyum dan melambaikan tangan saja sepanjang hari.
Malam pertama kami bisa di bilang sangat aneh, ngak ada hiasan pengantin, suasana yang harusnya romantis berubah menjadi sekaku ES batu. Sepanjang malam ngak ada satupun dari kami yang memutuskan untuk membuka pembicaraan terlebih dahulu.
Sampailah matahari mulai menampakan diri, kuputuskan keluar dari kamar ku untuk membuat secangkir teh di dapur. Setengah jam udah dan teh di cangkirku hampir habis,
“Gue ke kantor dulu ya beb, pulangnya mungkin agak kemaleman” ujar Siti sambil mengenakan sepatu di ruang tengah.
Kata-katanya ngak dapat ku hiraukan, seakan terbawa dalam lamunan banyak hal yang menghantui pikiranku, suara pintu depan kemudian menyadarkanku bahwa wanita yang menyapaku itu adalah istriku.
Waktu terasa begitu lambat berjalan, setelah semua pekerjaanku di kantor sudah selesai, kuputuskan untuk pulang dan beristirahat. Setibanya di rumah keadaan sepertinya masih sama seperti kemarin-kemarin saat aku masih membujang, ngak ada yg berubah… tiba tiba
“Udah pulang kamu beb?” tanya Siti diiringi dengan senyum
“Sorry yah tadi gue ngak sempet masak, kita delivery aja yuk” sambungnya.
Tanpa mengeluarkan satu katapun aku berjalan pergi meninggalkannya, seperti belum yakin kalao semua ini udah terjadi. Setelah mandi aku nyalakan TV, ngak lama setelah itu terdengar bunyi bel dari pintu depan, ternyata kedua orang tua kami datang berkunjung.
“Ehhh… kok ngak bilang kalau mau dateng…?” tanya Siti kepada kedua orangtua kami sambil menggandeng tanganku,
Tangan Siti terasa dingin, mungkin karena dia baru selesai mandi dan sepertinya Siti belum memakai daleman. Kedua buah dadanya menjepit lenganku, dan entah sengaja atau tidak, Siti mulai mengosokan kedua buah dadanya naik-turun.
Sebenarnya kejadian itu sangat aku nikmati namun karena memang pada dasarnya kami ngak memiliki rasa cinta, jadi aku memutuskan untuk bersikap normal aja.
Kunjungan kedua orang tua kami berakhir hingga malam hari, kejadian tadi membuatku bingung harus bersikap seperti apa lagi. Seumur hidup baru pernah aku diperlakukan seperti tadi, bisa saja kejadian tadi kunikmati, tetapi Siti bukanlah wanita yg kucintai.
Yang anehnya lagi, hingga kedua orang tua kami pulang Siti tetap menggandeng tanganku, seakan dia ngak ingin dilepaskannya. Tidak ingin terus dalam keadaan yang membuatku seperti orang bodoh itu, kulepaskan tanganku dari dekapannya dan pergi ke ruang kerjaku
Langkah kakiku menuju ruang kerja terasa semakin berat, Siti sebenarnya hanya ingin memulai sesuatu yang baik, tetapi mungkin aku terlalu serius menanggapinya. Saat pekerjaan kantorku hampir selesai Siti datang menghampiriku
“Masih marah ya beb?, maaf deh lain kali gue bakal ngasih tau kamu dulu kalau gue mau berimprovisasi” suara Siti terdengar pelan penuh penyesalan,
“Ngak, gue ngak marah kok… gue cuma bingung aja tadi, mau nanggepinnya gimana” balasku perlahan mulai ku sadari bahwa ngak ada jalan keluar lain selain membicarakan semua masalah dengan baik-baik.
“Ya sudah, kalo gitu gue tidur duluan yah..”sambung Siti dengan senyum manis di wajahnya
Terus langkahku kuarahkan kembali ke kamar. Di kamar Siti udah berada di atas tempat tidur, kakinya yg bersih dan putih membuat suasana hatiku ngak-karuan. Sikap Siti yg sangat baik padaku membuatku mulai menikmati perjodohan ini dan sedikit membuka hatiku bagi dia.
“Sini” ujar Siti sambil membetulkan posisi bantal yg berada di sampingnya
Kurebahkan tubuhku tepat disampingnya dan langsung kupejamkan mataku, berharap ngak terjadi hal-hal yg aneh malam itu
“loe masih punya pacar yah waktu kita nikah” tanya Siti. lalu kucoba untuk membuka mataku pelan-pelan, kutatap wajahnya yang sangat dekat denganku, posisi tubuh Siti sudah menindih sebagian tubuhku
“Ngak… emang napa beb?” tanyaku balik
“Penasaran aja sih, abisnya lo dingin banget…” jawab Siti sambil tersenyum kecil
“Gue cuman kaget aja, keadaan berubah drastis banget” ujarku
“Ohh… gue kira loe jeruk makan jeruk lagi…” sambung Siti
“Ahh… kamu kira gue maho beb?” jawabku bercanda ke Siti.
Sebegai laki-laki normal, firasatku mengatakan bahwa ada sesuatu yang ingin dikatakan oleh Siti tetapi dia masih malu karena sikapku yang masih begitu cuek, kucoba untuk memberi perhatian sedikit untuknya.
Kucoba elus-elus rambutnya, dan benar saja, Siti langsung menyandarkan kepalanya di bahuku. Aku naikan tanganku sedikit agar Siti bisa meletakkan kepalanya di dadaku. Tubuh Siti sangat hangat, kubiarkan tangannya menyusuri pinggangku lalu dipeluknya dengan erat yang membuat suasana itu menjadi romantis.
“Mel….kalau ada apa-apa,atau mau ngomong sesuatu, kasih tahu aja” ujarku untuk memecah suasana.
“kamu masih belum nerima kenyataan kalau kita sudah nikah ya?” tanya Siti suara mesra
“Dulu sih iya… tapi sekarang udah ngak… abis kamu baik dan cantik lagi” gombalku
“Ihhhh gombal…” Balas Siti, sambil mencubit pinggangku
“Kalau aku sih pasrah aja sama orang tuaku mau di suruh apa juga, yang penting pekerjaanku ngak keganggu” sambung Siti
Tak lama kemudian, kurasakan seperti ada yang mencongkel keluar jantungku dengan pisau yang sangat tajam, tak aku sangka sebenarnya selama ini walaupun perbuatanku kepada Siti sangat kasar, ternyata dia masih memendam hasrat yg begitu dalam padaku.
Mulailah Siti mencium bibirku, selama beberapa menit kami mempertahankan posisi seperti itu. hingga ciuman kami semakin memanas.
Siti membuka bajunya perlahan, sedikit demi sedikit gumpalan tokednya yg di dada itu mulai tersingkap, ukuranya benar-benar sangat montok. Pokoknya persis satu gumpalan dari genggamanku.
Siti langsung menarik kepalaku ke arah buah dadanya. Kujilat melingkar yg membentuk huruf O disekitar puting tokednya.
“Hhhhmmmhh…enak beb,,,terus..,,terus..” desah Siti yg membuatku bersemangat melakukannya.
Mungkin ada sekitar 10 menit kuserang kedua payudaranya, hanya suara desahan yang keluar dari bibir manis itu.
Gila…!!! dengan cepat Siti merubah posisiku, dia mendorongku ke kasur dan langsung meremas-remas kontolku.
“Besar juga ya beb” komentar Siti sambil tersenyum mengenggam kontolku
Siti mulai mengurut urat-urat dari kontolku dengan lemah lembut. Apalagi Siti menempelkan bibirnya ke ujung kepala kontolku dan menghisapnya pelan-pelan.
Tak lama kemudian“udah… udah…”ujarku sambil mencoba menarik kontolku keluar dari mulut Siti,
Dan sekarang dia yang aku tidurkan di atas kasur, sehingga kami berubah posisi lagi.
Perlahan mulai kujilati daging yg berada di belahan vagiannya itu, ku mainkan suasana dengan sesekali mempercepat jilatanku di lubang kemaluannya. Semakin cepat kujilat, semakin Siti menjepit kepalaku di tengah kedua pahanya.
“Kalau gue tau enaknya gak ketulungan gini… gue pengen gini tiap hari” gumam Siti
Ku teruskan permainanku hingga kurasakan suatu cairan keluar membasahi memeknya. Siti hanya terbaring di tempat tidur, sambil terus mendesah keenakan “Ouuuuuhhhh… Sssshhh… Ahh….” suara desahannya
Kumasukkan kontolku perlahan kedalam memek Siti. Terasa hangat, enak dan sempit, seperti di jepit daging empuk. Saat semua bagian udah mulai terbenam, kulihat Siti meneteskan air mata.
Sedih sekali melihatnya seperti itu, apalagi kulihat darah membekas di batang kontolku. Sejenak kupikir untuk melepaskan kontolku dari dalam memek Siti. Tetapi apa yg terjadi, Siti malah menggoyangkan pinggulnya
“Sakit ya beb?’ tanyaku pelan
“udah ngak sakit kok” jawabnya
“Mau kita diterusin lagi beb?” tanyaku lagi
“iya, terserah kamu aja” jawab Siti semu manja
Perlahan mulai ku maju mundurkan pinggulku, yang semakin lama temponya aku tingkatkan. Begitu gerakanku terlalu cepat, terdengar lagi suara Siti menjerit-jerit” Ouhhhh… Ahhh… Ahhhhhh… Ssssshhhhh” suara jeritnya sangat keras sekali
Yang pada saat itu aku di kalahkan olehnya dengan beberapa kali goyang, sayangnya aku lupa meminum obat kuat yang sering di jual di pinggir jalan.
Nonton Video Selengkapnya Disini ==> Nonton JAV
Crooot… Crooot…!!! air mani itu muncrat di dalam lubang memeknya, yang aku harapkan sebagai benih pertama untuk anakku.
Orgasme Siti disusul olehku, senang sekali melihatnya malah tertawa diakhir permainan kami.
Cairan yg keluar dari memek Siti bercampur sedikit dengan darah perawannya.
Hanya bisa tertawa, kami berdua tertawa sejadi-jadinya melihat perbuatan kami tadi. Akhirnya kami pun kelelahan dan tertidur pulas hingga pagi hari tiba.

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com